Mikel Arteta Dikritik karena Dianggap Bukan Manajer Kelas Dunia Setelah Dua Tahun ‘Kesalahan’
Berita Bola Arsenal, Arteta, Gallas, Kritik, Liga Champions, manajer, StrikerBerita Terkini Untuk Semua – Dalam sorotan tajam dunia sepak bola, manajer Arsenal, Mikel Arteta, kembali menjadi pusat kritik pedas. Mantan bintang Arsenal, William Gallas, tanpa ragu menyampaikan pandangannya bahwa Arteta belum pantas menyandang status manajer kelas dunia. Kritik ini muncul setelah Arteta dianggap melakukan serangkaian “kesalahan” yang terulang selama dua musim berturut-turut. Gallas, yang dulunya merupakan kapten The Gunners, secara terbuka menyatakan kekecewaannya terhadap strategi transfer Arteta, khususnya dalam hal mendatangkan penyerang baru.1
Penyebab Kritik Pedas William Gallas
Kritik pedas Gallas berakar pada keyakinannya bahwa Arteta gagal mengatasi masalah krusial dalam skuad Arsenal, yaitu kurangnya penyerang tajam. Menurut Gallas, masalah ini telah menjadi “titik buta” bagi Arteta selama dua musim terakhir. Kegagalan mendatangkan penyerang baru semakin terasa dampaknya ketika penyerang andalan seperti Gabriel Jesus dan Kai Havertz mengalami cedera musim ini.
Kegagalan Mendatangkan Striker: ‘Titik Buta’ Mikel Arteta
Gallas dengan tegas menyatakan bahwa penandatanganan striker tampaknya menjadi area yang diabaikan oleh Arteta. Ia menyoroti bagaimana Arsenal harus puas menjadi runner-up Liga Inggris dalam dua musim terakhir, dan memprediksi hal serupa akan terulang musim ini. Gallas menekankan pentingnya aktivitas transfer yang efektif setiap musim. Tim yang ambisius, menurutnya, harus selalu berusaha menambah kekuatan skuad dengan mendatangkan satu atau dua pemain berkualitas. Tujuannya tidak hanya untuk meningkatkan kualitas tim secara keseluruhan, tetapi juga untuk menjaga pemain tetap termotivasi dan kompetitif. Persaingan internal yang sehat dalam skuad adalah kunci untuk meraih kesuksesan jangka panjang.
Gallas sangat menyayangkan keputusan Arsenal yang tidak mendatangkan striker kelas atas pada bursa transfer musim panas 2023 dan 2024. Baginya, ini adalah kesalahan fatal yang tidak seharusnya dilakukan oleh manajer top. “Manajer top tidak membuat kesalahan yang sama selama dua musim berturut-turut. Itu sama sekali tidak dapat diterima,” ujarnya dengan nada kecewa.
Mentalitas Pemenang yang Diragukan: Alasan Klasik yang Tak Lagi Relevan
Lebih jauh, Gallas mempertanyakan mentalitas pemenang yang dimiliki Arteta. Ia menilai bahwa sangat tidak dapat diterima bagi klub sekelas Arsenal untuk terus mengulangi kesalahan yang sama dari musim ke musim dengan manajer yang sama. Gallas menolak segala bentuk alasan yang mungkin diajukan untuk menutupi kegagalan ini. “Saya tidak ingin mendengar alasan. Saya tidak ingin mendengar tentang cedera. Tidak ada alasan yang cukup baik ketika Anda memiliki mentalitas pemenang,” tegasnya.
Gallas berpendapat bahwa Arsenal seharusnya mampu meraih setidaknya satu, atau bahkan dua gelar juara dalam beberapa musim terakhir. Kegagalan meraih trofi, menurutnya, adalah bukti kurangnya mentalitas pemenang dalam tim yang dipimpin Arteta. Sebagai mantan pemain, Arteta seharusnya sangat memahami bahwa cedera adalah bagian tak terhindarkan dari sepak bola. Ia juga seharusnya menyadari pentingnya memiliki skuad yang dalam dan berkualitas untuk mengantisipasi kemungkinan kehilangan pemain kunci. “Jika Anda ingin menang, Anda tidak bisa memenangkan liga hanya dengan 11 pemain,” Gallas menambahkan.
Perbandingan dengan Manajer Kelas Dunia: Tolok Ukur Sejati Kesuksesan
Gallas kemudian membandingkan Arteta dengan manajer kelas dunia. Menurutnya, perbedaan utama antara manajer “baik” dan “kelas dunia” terletak pada kemampuan mereka untuk membuat perbedaan nyata dan meraih gelar juara. “Saat ini Arteta adalah manajer yang baik, bukan manajer kelas dunia, karena manajer kelas dunia membuat perbedaan. Manajer kelas dunia memenangkan gelar,” katanya.
Ia mencontohkan Arne Slot, manajer yang sukses bersama Feyenoord. Gallas mengamati bahwa meskipun Slot baru menjalani musim pertamanya di Liga Inggris, ia mampu menunjukkan dampak yang signifikan. Kedatangan Slot membawa angin segar dan semangat baru, meskipun mungkin tidak banyak yang memprediksi kesuksesannya di awal musim. Gallas mengakui bahwa Slot mungkin memiliki skuad yang bagus, namun ia menekankan bahwa musim lalu Arsenal juga memiliki skuad yang kompetitif. Namun, menurut Gallas, Arteta terlalu percaya pada pemainnya, dan performa Arsenal musim ini justru terlihat lebih buruk dibandingkan musim sebelumnya, meskipun skuad mereka seharusnya lebih baik.
Gambaran Lebih Besar: Progres Arsenal di Bawah Mikel Arteta
Terlepas dari kritik pedas Gallas, tidak dapat dipungkiri bahwa Mikel Arteta telah membawa peningkatan signifikan bagi Arsenal. Di bawah kepemimpinannya, Arsenal telah kembali menjadi penantang gelar Liga Inggris dan mampu bersaing di Liga Champions dalam beberapa musim terakhir. Arteta berhasil membangun kembali identitas Arsenal dan menerapkan gaya bermain yang lebih terstruktur dan modern. Namun, harapan untuk meraih trofi juara musim ini tampaknya semakin menipis, dan hal ini sebagian mungkin disebabkan oleh keputusan-keputusan yang diambil Arteta, terutama dalam kebijakan transfer pemain.
Langkah Selanjutnya: Fokus pada Liga Champions
Di tengah badai kritik, Arsenal harus segera fokus pada pertandingan penting selanjutnya. Mereka akan menghadapi PSV Eindhoven dalam leg kedua babak 16 besar Liga Champions. Dengan keunggulan agregat 7-1, The Gunners memiliki peluang besar untuk melaju ke babak perempat final. Pertandingan ini akan menjadi kesempatan bagi Arteta dan para pemainnya untuk membuktikan diri dan meredam kritik yang dilayangkan kepada mereka.
Kesimpulan
Kritik dari William Gallas terhadap Mikel Arteta menjadi pengingat bahwa tekanan untuk meraih kesuksesan di klub sebesar Arsenal sangatlah tinggi. Kegagalan mendatangkan striker baru dan belum mampu meraih trofi juara menjadi sorotan utama. Meskipun Arteta telah membawa Arsenal ke arah yang lebih baik, pertanyaan tentang apakah ia benar-benar manajer kelas dunia masih terus bergema. Hanya waktu dan hasil di lapangan yang akan menjawab pertanyaan tersebut.
BACA JUGA : Kunjungan Karnaval Rio Tuai Kecaman, Neymar Absen Bela Santos