Chelsea Melaju ke Semifinal Conference League Walau Tampil Mengecewakan, Performa Palmer Jadi Sorotan
Berita Bola Analisis Pemain, Chelsea, Cole Palmer, Conference League, Enzo Maresca, Filip Jorgensen, Hasil Pertandingan, Jadon Sancho, Legia Warsawa, Marc Cucurella, Semifinal, sepak bola, Stamford Bridge, TaktikBerita Terkini Untuk Semua – Chelsea berhasil memastikan satu tempat di babak semifinal UEFA Europa Conference League meskipun menelan kekalahan tipis 2-1 di kandang sendiri melawan Legia Warsawa. Kemenangan agregat 4-3, berkat keunggulan 3-1 di leg pertama, sudah cukup untuk mengantarkan The Blues ke babak berikutnya. Namun, performa yang ditampilkan oleh skuad asuhan Enzo Maresca jauh dari meyakinkan. Memicu kembali kekecewaan di kalangan para penggemar yang memadati Stamford Bridge. Salah satu sorotan utama adalah penampilan yang cenderung “menghilang” dari bintang muda Inggris, Cole Palmer, yang kesulitan memberikan dampak signifikan sepanjang pertandingan.1
Jalannya Pertandingan dan Momen Kunci
Sejak awal laga, Chelsea sebenarnya mencoba mengambil inisiatif serangan. Cole Palmer sempat mendapatkan peluang bagus, namun sepakan mendatarnya masih melebar di samping tiang dekat gawang Legia yang dikawal Vladan Kovacevic. Beberapa saat kemudian, Kovacevic kembali sigap menepis bola dan berhasil memulihkan posisinya tepat waktu untuk menggagalkan sundulan Palmer dari bola pantulan. Meski The Blues memulai dengan cukup baik, momentum bergeser karena kelengahan lini belakang.
Kecerobohan datang dari penjaga gawang Filip Jorgensen pada menit ke-25. Ia telat dalam duel memperebutkan bola dengan Tomas Pekhart di dalam kotak penalti, yang berujung pada pelanggaran dan wasit menunjuk titik putih. Pekhart yang menjadi algojo sukses menjalankan tugasnya, memperkecil agregat menjadi 3-1 dan memberikan secercah harapan bagi tim tamu. Jorgensen kembali disorot karena upaya penyelamatannya terhadap eksekusi penalti tersebut terlihat lemah dan tidak cukup sigap.
Situasi di Stamford Bridge semakin tegang setelah gol tersebut. Legia Warsawa nyaris menggandakan keunggulan di malam itu ketika Ryoya Morishita berhasil menusuk masuk ke kotak penalti, namun penyelesaian akhirnya masih melebar. Ketidakpuasan para penggemar terhadap tim dan sang manajer, Enzo Maresca, mulai terdengar jelas dari tribun. Beruntung, ketegangan tersebut sedikit mereda ketika Chelsea berhasil menyamakan kedudukan.
Momen penting itu terjadi pada menit ke-40. Marc Cucurella dengan cerdik mencari ruang di dalam kotak penalti dan berhasil menyambut umpan silang mendatar yang dikirimkan oleh Jadon Sancho. Dengan penyelesaian yang tenang. Cucurella membawa Chelsea unggul 1-1 di leg kedua dan mengembalikan keunggulan agregat menjadi tiga gol. Sama seperti skor akhir di leg pertama. Gol ini terasa krusial untuk meredakan tekanan yang ada. Bek asal Spanyol ini bahkan nyaris mencetak gol keduanya dan yang ketujuh musim ini tak lama berselang. Namun gol tersebut dianulir wasit karena offside.
Memasuki babak kedua, kebiasaan buruk di babak pertama kembali terlihat. Jorgensen sudah dipaksa melakukan penyelamatan jarak dekat sebelum akhirnya Legia kembali unggul. Steve Kapuadi berhasil menyundul bola masuk dari situasi sepak pojok pada menit ke-65. Gol ini tercipta setelah Claude Goncalves dibiarkan tanpa kawalan di tiang jauh.
Chelsea terus kesulitan mengembangkan permainan dan tampak “terseok-seok” melewati sisa pertandingan. Nicolas Jackson ditarik keluar saat jeda, sementara Cole Palmer, yang tampil jauh di bawah standar, juga diganti sebelum satu jam laga berjalan. Pergantian pemain seperti masuknya Noni Madueke dan Tyrique George sempat memberikan sedikit warna dalam serangan, bahkan keduanya sempat berkolaborasi untuk mencetak gol penyama kedudukan kedua. Namun, gol tersebut juga dianulir karena Madueke sudah dalam posisi offside dalam proses build-up serangan.
Analisis Performa Pemain dan Taktik Chelsea
Secara keseluruhan, beberapa pemain Chelsea menunjukkan performa yang sangat mengecewakan. Filip Jorgensen (nilai 4/10) menjadi sorotan negatif karena kesalahannya yang berujung penalti dan penyelamatannya yang lemah. Di lini belakang, Benoit Badiashile (nilai 4/10) juga tampak kesulitan, mendapat kartu kuning di awal babak kedua dan gagal menunjukkan kepemimpinan yang dibutuhkan. Tosin Adarabioyo (nilai 5/10) mendistribusikan bola dengan baik tetapi terkadang kehilangan jejak pergerakan pemain lawan. Josh Acheampong (nilai 6/10) menjadi salah satu pemain yang tampil cukup solid di lini belakang dan mencoba membantu serangan dari sisi lebar. Marc Cucurella (nilai 7/10) layak mendapat pujian berkat gol krusialnya, meskipun ia juga ditarik keluar relatif cepat di babak kedua.
Di lini tengah, Reece James (nilai 5/10) yang ditempatkan di posisi sentral tampaknya kesulitan menguasai ritme permainan. Kiernan Dewsbury-Hall (nilai 4/10) memang banyak memegang bola, namun kontribusinya dalam menciptakan peluang sangat minim. Cole Palmer (nilai 3/10), pemain yang biasanya menjadi motor serangan dan sumber kreativitas utama tim. Benar-benar tidak terlihat dampaknya dalam pertandingan ini. Ia melewatkan peluang awal dan tampak mati kutu secara kreatif sebelum akhirnya diganti lebih awal.
Lini serang juga tidak menunjukkan tajinya. Christopher Nkunku (nilai 3/10) terlihat kurang percaya diri dan tidak mampu menciptakan banyak hal di sepertiga akhir lapangan. Nicolas Jackson (nilai 4/10) praktis “menghilang” di babak pertama, hanya mencatat 11 sentuhan sebelum tidak kembali untuk babak kedua. Jadon Sancho (nilai 7/10) menjadi salah satu pemain yang memberikan percikan positif, ia melakukan pergerakan bagus untuk melepaskan diri dari penjaganya dan memberikan assist penting untuk gol Cucurella.
Dampak Pergantian Pemain dan Posisi Manajer
Pergantian pemain yang dilakukan Enzo Maresca (nilai 3/10) di babak kedua. Seperti masuknya Tyrique George (nilai 7/10) dan Noni Madueke (nilai 7/10), sebenarnya memberikan sedikit dampak positif. George menunjukkan inisiatif dan nyaris mencetak gol, sementara Madueke berani melakukan penetrasi dan membuat serangan Chelsea menjadi sedikit lebih berbahaya. Malo Gusto (nilai 6/10) juga menunjukkan kualitasnya dengan umpan-umpan ke depan yang cukup kreatif setelah masuk sebagai pengganti. Namun, pergantian pemain terlambat seperti Pedro Neto tidak memberikan waktu yang cukup untuk menilai kontribusinya.
Pemilihan susunan pemain yang dianggap kuat oleh Maresca ternyata tidak menghasilkan performa dan hasil yang meyakinkan di kandang. Sang manajer kembali harus menerima cemoohan dari para penggemar yang frustrasi di Stamford Bridge. Hasil ini semakin menambah tekanan padanya, menegaskan bahwa ia harus segera menemukan cara untuk memaksimalkan potensi timnya dan menghasilkan performa yang lebih konsisten dan meyakinkan, terlepas dari hasil akhir lolos ke semifinal.
Kesimpulan dan Pandangan Chelsea ke Depan
Terlepas dari kekalahan di malam itu, keunggulan agregat yang cukup besar dari kemenangan di leg pertama terbukti menjadi penyelamat bagi Chelsea. Mereka berhasil menahan gempuran Legia Warsawa di sisa waktu dan mengamankan tempat di babak semifinal. Di babak empat besar, The Blues akan menghadapi tantangan dari pemenang antara Rapid Wien dan Djurgarden. Perjalanan di Conference League masih terbuka, namun performa seperti yang ditunjukkan melawan Legia Warsawa jelas tidak akan cukup untuk bersaing di level yang lebih tinggi di semifinal. Enzo Maresca dan para pemainnya harus segera berbenah, memperbaiki kelemahan yang terlihat jelas. Terutama dalam hal konsentrasi, disiplin, dan kreativitas, jika mereka ingin melangkah lebih jauh di kompetisi Eropa musim ini. Performa buruk di kandang ini menjadi pengingat keras bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh tim Chelsea ini.
BACA JUGA : Kabar Buruk Cedera Menghantam Tottenham Jelang Pertandingan Krusial Liga Europa