Kemarahan Bintang Rafinha Alcantara Terhadap ‘Kurangnya Kedewasaan’ Lamine Yamal Setelah El Clásico
Berita Bola Aurélien Tchouaméni, Barcelona, Dani Carvajal, El Clásico, Frenkie de Jong, Guti, Jude Bellingham, Kurangnya Kedewasaan, Kylian Mbappe, La Liga, Lamine Yamal, Rafinha Alcantara, Real Madrid, Ronald Araujo, sepak bola, Vinicius JuniorKontroversi dan Kekalahan di El Clásico
Berita Terkini Untuk Semua – Kekalahan menyakitkan Barcelona 2-1 dari rival abadi mereka, Real Madrid, dalam laga El Clásico yang berlangsung sengit di Santiago Bernabéu, menyisakan berbagai drama di luar lapangan, terutama melibatkan talenta muda Blaugrana, Lamine Yamal. Penyerang sayap belia ini menjadi sorotan tajam, bahkan mendapatkan kritik keras dari mantan bintang Barcelona sendiri. Pertandingan yang diwarnai gol-gol dari Kylian Mbappé dan Jude Bellingham untuk Los Blancos tersebut tidak hanya memperlebar jarak poin di puncak klasemen La Liga menjadi lima angka, tetapi juga memicu pertikaian verbal yang melibatkan Yamal dengan sejumlah pemain kunci Madrid.1
Kritik Pedas dari Rafinha Alcantara
Mantan pemain Barcelona, Rafinha Alcantara, tanpa ragu melontarkan kecaman terhadap Lamine Yamal. Ia menuding wonderkid berusia 18 tahun itu sebagai biang keladi kekalahan timnya. Rafinha secara eksplisit menyoroti “kurangnya kedewasaan” Lamine Yamal yang tercermin dari komentar-komentar kontroversialnya menjelang pertandingan. Menurut Rafinha, ucapan Yamal tidak hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga secara langsung memberikan “motivasi ekstra” yang sangat dibutuhkan oleh Real Madrid untuk mengamankan kemenangan di kandang mereka. Komentar ini disampaikan Rafinha dalam wawancara dengan DAZN pasca pertandingan, menekankan bahwa Yamal telah “berdosa” karena sifat kekanak-kanakan yang ia tunjukkan.
Dampak Komentar Pra-Pertandingan
Kontroversi ini berakar dari pernyataan Yamal di platform Twitch sebelum El Clásico bergulir, di mana ia melontarkan tudingan yang sangat sensitif terhadap Los Blancos. “Ya, tentu saja, mereka mencuri, mereka mengeluh,” kata Yamal saat membahas Real Madrid. Komentar yang tidak bijaksana ini jelas memancing amarah skuad Madrid dan para penggemar mereka. Rafinha menegaskan bahwa kata-kata tersebut menjadi bahan bakar tambahan bagi Real Madrid untuk tampil habis-habisan di hadapan publik sendiri. Sentimen ini rupanya diamini oleh legenda Real Madrid, Guti, yang turut menambahkan bahwa Lamine Yamal terlalu muda untuk memahami sejarah dan rivalitas mendalam antara Real Madrid dan Barça, dan ia secara pribadi juga akan mengkritik keras ucapan tersebut.
Drama Pasca-Pertandingan dan Pembelaan Rekan Setim
Ketegangan mencapai puncaknya setelah peluit panjang dibunyikan di Bernabéu. Momen tersebut ditandai dengan perang urat saraf langsung antara Yamal dengan beberapa pemain Real Madrid. Terlihat jelas Vinicius Junior, Dani Carvajal, dan bahkan kiper Thibaut Courtois berkonfrontasi sengit dengan pemain muda Spanyol tersebut. Selama pertandingan, penampilan Yamal memang tampak kesulitan, di mana ia gagal memberikan kontribusi gol langsung bagi Barcelona, yang gol satu-satunya dicetak oleh Fermín López di babak pertama. Walaupun catatan golnya di La Liga musim ini masih rendah, perlu diakui bahwa cedera juga memainkan peran dalam produktivitasnya yang berkurang.
Pembelaan dari De Jong dan Araujo
Meskipun mendapat kritik tajam, Yamal tidak sepenuhnya sendirian. Rekan setimnya, termasuk gelandang asal Belanda Frenkie De Jong dan bek Uruguay Ronald Araujo, pasang badan untuk membela sang wonderkid. De Jong sangat menyayangkan perlakuan yang diterima Yamal di Bernabéu. Ia menyebut bahwa Yamal dielu-elukan dengan cemoohan setiap kali menyentuh bola sepanjang pertandingan, sebagai bentuk balasan dari suporter tuan rumah atas komentar pra-pertandingannya. Lebih lanjut, De Jong mengecam tindakan beberapa pemain Madrid pasca laga. Menurutnya, tindakan beberapa pemain Madrid yang langsung mendatangi Yamal setelah peluit akhir sangat berlebihan. Ia secara spesifik menyoroti Carvajal, mengatakan bahwa jika Carvajal ingin berbicara dengan Yamal. Seharusnya dilakukan secara pribadi, bukan dengan gestur provokatif di lapangan yang justru “mengipasi api” perseteruan. De Jong juga mengklarifikasi bahwa Yamal tidak pernah mengatakan Madrid curang, ia tidak pernah mendengar itu. Di sisi lain, Araujo memberikan dukungan penuh, menegaskan bahwa Yamal adalah “profesional hebat” yang tahu persis apa yang dia lakukan.
Pengakuan dari Kubu Real Madrid
Teori Rafinha mengenai motivasi ekstra ternyata mendapatkan pembenaran dari kubu Real Madrid sendiri. Gelandang asal Prancis, Aurélien Tchouaméni, yang menjadi korban tekel keras Pedri di menit-menit akhir pertandingan. Mengakui bahwa pernyataan Yamal memang memberikan Los Blancos dorongan tambahan. “Itu memberi kami sedikit dorongan. Tidak ada niat buruk, tetapi hal-hal seperti itu justru membangkitkan semangat,” ujar Tchouaméni setelah kemenangan 2-1 Madrid. Pengakuan ini semakin memperkuat anggapan bahwa komentar Yamal sebelum pertandingan terbukti menjadi blunder strategis yang merugikan Barcelona dalam laga sepenting El Clásico.
Real Madrid kini menatap pekan depan dengan penuh percaya diri untuk memperpanjang rekor tak terkalahkan di kandang menjadi enam pertandingan ketika menjamu Valencia. Tim yang belum pernah menang dalam lima laga terakhir.
BACA JUGA : Chelsea Manager Puji Tim Usai Kalahkan Benfica
